Nostalgia Bersama Saur Sepuh
Sandiwara radio Saur Sepuh yang melegenda. Foto: istimewa |
Selalu ada kenangan tak terlupakan dari era 80an. Salah satu hiburan populer pada zaman itu adalah sandiwara radio.
Apa itu Sandiwara Radio?
Sandiwara radio adalah seni pertunjukan yang mengandalkan tampilan audio tanpa visual. Jadi pendengar hanya bisa membayangkan setiap adegan berdasarkan suara semata.
Baca juga: Nyaris Punah, Permainan Tradisional Ini Lebih Berfaedah
Berawal dari sandiwara radio inilah kemudian banyak yang diadaptasi menjadi sebuah film seperti, Saur Sepuh, Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, Babat Tanah Leluhur, dan banyak lagi lainnya.
Dari sekian banyak sandiwara radio yang populer adalah Saur Sepuh karya asli dari Niki Kosasih. Tokoh-tokoh yang suaranya berperan saat itu adalah Fery Fadli, terus tokoh perempuannya Eliermawati. Kemudian ada Ivone Rose, Maria Oentoe, Anna Sambayon, Idris Apandi dan lainnya. Suara yang paling fenomenal dan khas itu suara Asriati (pengisi suara Mak Lampir). Jangan keliru Asriati ini dubbernya sementara Farida Pasha itu pemeran Mak Lampir.
Foto: istimewa |
Tahukah sobat triper, saat sandiwara radio mengudara (on air) biasanya warga berkumpul di satu tempat dan duduk melingkari sebuah radio. Masing-masing duduk tenang dengan pikiran membayangkan setiap adegannya.
Sinopsis singkat
Tokoh Brama Kumbara adalah tokoh sakti mandraguna yang merupakan tokoh utama dalam sandiwara ini. Pada akhirnya nanti Brama kumbara menjadi raja di kerajaan Madangkara. Digambarkan sebagai sosok tampan, berwibawa dan bijaksana. Mempunyai sebuah pedang bernama pedang biru. Dalam versi sandiwara radio pedang ini hanyalah pedang biasa yang mempunyai kembaran yaitu pedang merah (dimiliki Mantili yang tak lain adalah adik tiri Brama Kumbara). Kedua pedang biru dan merah akan patah jika disatukan. Di dalam pedang Biru terdapat gulungan yang berisi silsilah keluarga Brama Kumbara yang tak lain adalah keturunan raja Madangkara.
Foto: istimewa |
Brama Kumbara ini mempunyai sahabat yang berupa Burung Rajawali raksasa yang konon katanya jelmaan Dewa Brahma.
Baca juga: Patok Lele yang (Nyaris) Punah
Mantili digambarkan sebagai seorang pendekar cantik. Dengan sikapnya yang keras dan meledak-ledak.
Mantili ini adalah musuh bebuyutan Lasmini. Seorang pendekar wanita yang kontroversial. Terkenal sebagai pendekar yang banyak ulah dan jalang. Lasmini mempunyai dendam pribadi terhadap Brama kumbara. Namun setelah bertemu ia justru jatuh cinta. Akan tetapi cintanya ditolak dan menjadikan Lasmini semakin brutal. Namun pada akhirnya ia nanti saling jatuh cinta dengan Bentar (anak Brama Kumbara) terjadilah cinta beda usia.
Hubungan itu tentu banyak ditentang terlebih oleh Mantili yang tak lain adalah bibi dari Bentar. Lasmini dan Mantili terlibat pertempuran yang hampir menghilangkan nyawa Mantili. Di saat seperti inilah Bentar yang kecewa mengatakan pada Lasmini "Bibi kamu jahat, pembunuh." Hal ini sangat menyakitkan hati Lasmini.
Namun ternyata ucapan Bentar itu hanya dimulut saja karena dalam hatinya mencintai Lasmini. Hingga akhirnya Bentar akan dijodohkan dengan Dewi Anjani anak pejabat kerajaan Padjadjaran yang tak lain adalah anak dari Lasmini.
Berikut kisah sandiwara radio Saur Sepuh episode Pesanggrahan Keramat ke 8
Artikel ini disusun local trip dari berbagai sumber
Post a Comment